best friend forever
Kamis, 17 Februari 2011
CERPEN “Anak Rumahan”
Berawal dari keluarga yang sederhana, Saya dilahirkan. Sejak kecil Aku dididik oleh Orang tua-ku supaya bergaul yang benar, jangan bergaul dengan teman yang nakal, dll. Dari itulah hidupku diatur oleh mereka. Aku tahu bahwa mereka ingin yang terbaik untuk diriku dan mereka ingin aku tidak masuk dalam pergaulan bebas. Aku menuruti saja kemauan mereka, asalkan mereka senang.
Aku sebenarnya baik baik saja dengan keadaanku sendiri. Meskipun banyak yang bilang bahwa aku anak mama lah, anak rumahan lah, dan masih banyak cemohan lainnya. Aku tak peduli dengan perkataan mereka semua, toh yang menjalani hidup itu aku sendiri bukan dia ataupun mereka.
Aku juga bangga bahwa Orang tua-ku selalu memantau kehidupanku, meskipun Aku tahu kelak Aku akan mandiri tanpa mereka. Aku hanya heran kepada teman-temanku yang selalu bisa keluar sampai larut malam. Bukan bererti ku menuduh, rata-rata mereka jauh dari pantauan orang tua. Atau mungkin memang mereka diizinkan oleh orang tuanya untuk bergaul seperti itu.
Ada dalam hatiku iri kepada mereka semua, kenapa keluarga mereka membolehkan mereka bergaul seperti itu. Aku pernah bilang ke orang tua-ku ingin izin ke rumah teman,pasti segala pertanyaan banyak yang dikeluarkan mereka. Dari dimana, alamatnya mana, pulang jam berapa, sama siapa, dll.
Seperti pada saat Aku kuliah tadi (17/02/2011), Aku sempat beradu mulut dengan seorang teman. Aku beradu mulut mengenai “Anak Rumahan”. Dia bilang kepada Aku
“kamu luh ngapain saja dirumah, diajak keluar malam susah amat, kayak Anak Rumahan”
sebenarnya hatiku kecewa dengan perkataan temanku itu, mereka tidak pernah tahu rasanya seperti apa Aku ini. Ingin kuteriak kepada mereka bahwa aku juga ingin keluar seperti mereka.
Pasti semua orang yang baca tulisanku ini pada berkesimpulan bahwa yang salah adalah orang tua. Tapi menurutku tidak. Tidak ada orang tua yang salah dalam mendidik anaknya, melainkan cara didikannya. Mungkin orang tua-ku terlalu over protektif terhadapku karena Aku adalah anak tunggal, dan mungkin juga karena faktor lingkungan misal Melihat kegagalan orang tua (tetangga) dalam mendidik anaknya karena salah pergaulan.
Apapun alasannya mereka berdua adalah orang tua yang aku sayang dan cinta. Karena mereka rela mengorbankan jiwanya untuk kebahagiaan anaknya. Mereka tak ingin melihat anaknya yang gagal dalam kehidupannya karena salah pergaulan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar